Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang terdapat di satuan pendidikan. Menurut KTSP 2006 (Depdiknas, 2006: 317), secara mendasar Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah atas (SMK) memiliki jam mengajar yang berbeda setiap jenjang. Kelas X empat jam, kelas XI tiga jam, dan kelas XII dua jam. SMK Negeri 1 Kedung juga memiliki durasi jam pembelajaran Bahasa Indonesia empat-tiga-dua. Durasi pembelajaran tersebut pun memengaruhi kualitas pembelajaran di dalam kelas.
Pada semester 1 mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kurikulum Merdeka, di kelas X dengan capaian pembelajaran fase E, salah satunya yaitu peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau fiksi. Maka dari itu, guru menggunakan teks laporan hasil observasi sebagai bahan materi yang akan dipelajari bersama peserta didik. Guru perlu menganalisis terlebih dahulu model pembelajaran dan media pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran teks laporan hasil observasi.
Analisis dilakukan saat pembelajaran di dalam kelas dan guru mendapatkan kondisi kelas yang kurang kondusif. Peserta didik kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Kurangnya antusias peserta didik menjadikan guru berpikir untuk menentukan solusi yang tepat di pertemuan selanjutnya. Hal ini dikuatkan juga oleh penanaman karakter yang masih kurang terlihat di diri masing-masing peserta didik. Oleh karena itu, guru mengkaji ulang model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi.
Setelah melakukan analisis terhadap kondisi peserta didik di kelas X AKL 3, guru menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Project Based Learning bertujuan untuk menemukan pemecahan masalah, disamping itu juga agar peserta didik mempelajari konsep cara pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Guru meminta peserta didik melakukan observasi di lingkungan sekolah. Kemudian menentukan jadwal untuk melanjutkan proyek tersebut. Peserta didik melaksanakan diskusi bersama anggota kelompoknya untuk menuangkan gagasan pikirannya masing-masing. Guru menyediakan media kertas kepada peserta didik agar peserta didik dapat menuangkan gagasannya ke dalam bentuk poster. Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik merasa sangat antusias. Mereka saling berbagi informasi dalam menuangkan gagasan. Mereka juga berbagi tugas dalam mengerjakan poster agar mendapatkan hasil yang maksimal. Di proses inilah guru dapat menilai karakter peserta didik dan dapat memberikan pendampingan secara bergantian. Bentuk motivasi juga diperlukan selama melakukan proses pembuatan poster ini.
Setelah peserta didik bersama anggota kelompoknya membuat poster laporan hasil observasi, guru meminta peserta didik menyajikan karya tersenbut dengan presentasi. Presentasi dilaksanakan secara bergantian. Peserta didik yang mengamati dapat memberikan pertanyaan atau tanggapan terhadap kelompok yang tampil. Melalui proses inilah penanaman karakter pun semakin terlihat. Guru dapat memberikan penilaian terhadap peserta didik secara langsung. Selain itu, guru juga dapat memberikan masukan kepada hasil diskusi setiap kelompok.
Mengapa memilih model Project Based Learning?
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL) ini dapat menjadi acuan untuk memberikan pembelajaran yang optimal. Melalui PjBL, guru mampu memberikan layanan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Model PjBL mampu menjadikan peserta didik untuk bertanggung jawab dengan tugas yang harus diselesaikannya bersama tim. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning). Penerapan model Project Based Learning ini dapat diterapkan di materi pembelajaran lainnya.
Leave a Comment